RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Rumah Sakit Pendidikan (Teaching
Hospital) Universitas Muhammadiyah Malang akan dibangun di atas tanah ukuran
32.834 m2. Lokasi pembangunan rumah sakit adalah di desa
Landungsari, tepatnya di sebelah timur terminal Ladungsari. Pada saat ini (Juli
2009) pembangunan sudah dimulai pada tahap pondasi dan penataan awal. Pembangunan Rumah Sakit ini
direncanakan untuk kegiatan pendidikan kedokteran dan ilmu-ilmu kesehatan
dengan menerima pasien umum.Fasilitas yang ada adalah bangunan utama
untuk pelayanan kesehatan, training centre, auditorium, paviliun, masjid,
taman, parkir dan pusat kebugaran.
Selain melayani kesehatan dengan
pengobatan dan ilmu kedokteran modern, Rumah Sakit Pendidikan UMM juga akan
membuka praktik pengobatan timur khususnya ilmu kedokteran China dan pengobatan
alternatif. Nilai kekhasan inilah yang akan dikembangkan sehingga merupakan
ciri khas yang tidak dimiliki oleh Rumah Sakit lain.
Rumah Sakit Universitas
Muhammadiyah Malang memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat luas pada
tanggal 17 Agustus 2013 bertepatan dengan hari Kemerdekaan Republik Indonesia
yang ke 68. Rumah Sakit ini merupakan sarana penunjang pendidikan dan merupakan
salah satu profit center dari Universitas Muhammadiyah Malang.
Rumah Sakit Universitas
Muhammadiyah Malang diresmikan oleh Presiden Ke-5 Republik Indonesia oleh Ibu
Hj. Megawati Soekarno Putri pada tanggal 17 Juni 2014 di bangun diatas lahan
dengan lokasirumah sakit tidak jauh dari Kampus 3 Universitas Muhammadiyah
Malang yaitu tepatnya di sebelah timur terminal Landungsari.
Berdiri diatas tanah seluas
9 hektare dan memiliki bangunan utama setinggi 6 lantai dan beberapa bangunan
gedung penunjang setinggi 5 lantai dan gedung rawat inap setinggi 3 lantai.
Bentuk bangunan yang megah dan tertata rapi dengan ciri khas arsitektur
tiongkok, menjadikan RS Universitas Muhammadiyah Malang ini mudah dikenali oleh
segala lapisan masyarakat.
Keberadaan RS UMM
merupakan bagian dari layanan kesehatan berusaha untuk memberikan
pelayanan terbaik bagi seluruh pasien. Mengusung motto “pelayananku,
pengabdianku” mendorong RS UMM agar terus dan terus belajar meningkatkan
layanan yang memuaskan masyarakat.
MASJID KH M. BEDJO DARMOLEKSONO
Tentang filosofi masjid
ini dibangun lebih dulu sebelum pembangunan Rumah Sakit selesai, rektor
beralasan, membangun masjid lebih penting daripada bangunan Rumah Sakitnya
sendiri. Ini bermakna bangunan spiritual didahulukan daripada fisik. Selain
itu, dengan adanya masjid di kawasan pembangunan Rumah Sakit bisa dimanfaatkan
oleh tukang dan masyarakat sekitar.
Sedangkan alasan
dipilihnya nama KHM Bedjo karena tokoh satu ini memiliki kaitan sejarah sangat
erat dengan Muhammadiyah dan UMM. Kyai Bedjo adalah muballigh yang memiliki
ilmu agama sangat tinggi dan pernah menjadi pimpinan Muhammadiyah Malang
serta sebagai dewan pengawas dan komisaris UMM. Kiprahnya di Muhammadiyah
diakui hingga tingkat nasional.
Dalam buku Siapa &
Siapa 50 Tokoh Muhammadiyah Jawa Timur (2007), disebutkan dalam berdakwah KHM
Bedjo tidak hanya di mimbar-mimbar masjid, tetapi juga di sekolah, kampus dan
radio serta tulisan di media massa. “Salah satu tulisannya ‘Islam Sontoloyo’ di
Suara Muhammadiyah sempat membuat majalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar