Kota Tual mempunyai akar budaya dan adat istiadat yang sama dengan
Kabupaten induknya Maluku Tenggara yaitu filosofi adat hukum Larvul
Ngabal. Nilai-nilai yang terkandung dalam hukum Larvul Ngabal mampu
memelihara ketertiban & hubungan keakraban antar penduduk,
menanamkan rasa gotong royong (Budaya Maren), serta memupuk kesadaran
masyarakat untuk menjaga keharmonisan alam melalui sistem “Hawear” yang
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam secara bijak &
berkelanjutan. Singkatnya, faktor budaya dan istiadat dapat diandalkan
untuk menjaga keseimbangan lingkungan yang mendukung adanya suatu
keadaan yang kondusif dan harmonis.
Kota Tual dimekarkan dari wilayah Kabupaten Maluku Tenggara berdasarkan UU.No. 31 Tahun 2007 tanggal 10 Juli 2007 tentang Pembentukan Kota Tual di Provinsi Maluku. Dengan penjabaran wilayah administratif menurut Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Tual adalah sebagai berikut: Kecamatan Pulau Dullah Utara dengan ibukota Namser terdiri dari desa/dusun Dullah, Dullah Laut, Fiditan, Lebetawi, Ohoitahit, Tamedan, Watran, Ohoitel dan Ngadi; Kecamatan Pulau Dullah Selatan dengan ibukota Wearhir, terdiri dari desa/kelurahan/dusun Taar, Tual, Fair, Mangon, Pulau Ut, Kelurahan Ketsoblak, Lodar El dan Masrum; Kecamatan Tayando-Tam dengan ibukota Tayando Yamtel, terdiri dari desa/dusun Tam Ngurhir, Tayando Langgiar, Tayando Ohoiel, Tayando Yamru, Tayando Yamtel dan Tam Ohoitom; Kecamatan Pulau-Pulau Kur dengan ibukota Tubyal, terdiri dari desa-desa Finualen, Hirit, Kaimear, Kanara, Lokwirin, Niela, Rumoin, Tiflen, Tubyal, Warkar, Yapas, Fadol, Sitarlor, Pasir Panjang, dan Sarmaf.
Makanan Dan Ciri Khas Kota Tual Maluku Tenggara
1. Embal
Merupakan salah satu makanan pokok masyarakat Kei yang berasal dari singkong. Bentuk, rasa dan cara menikmatinya pun bermacam-macam, bisa dimakan dengan ikan asar, ikan kuah, sayur dll pada saat makan besar, bisa pula dimakan sebagai penganan dengan dicelup ke dalam teh. Ada embal yang berbentuk bubuk, goreng, embal swami dan embal busa (dicetak).
Saat ini Embal juga sudah diproduksi oleh masyarakat sebagai oleh-oleh dengan berbagai rasa.
2. Lad
Lad atau tumis rumput laut adalah makanan khas masyarakat Kei yang sangat lezat sebagai lauk pauk. Varian dari Lad adalah rumput laut segar ditumis singkat dengan bawang merah, bawang putih dan cabai atau dicampur dengan kelapa parut seperti urap. Masyarakat Kei bisa menyantap Lad dengan nasi, embal atau ketupat sebagai teman lauk utama berupa ikan. Rasa lezat rumput laut segar yang baru saja dipanen membuat selera makan kita menjadi bertambah. Rumput laut mempunyai kandungan protein tinggi.
3. Ikan Asar
Proses pembuatan ikan asar
Ini adalah salah satu menu utama masyarakat kuliner masyarakat Kei,
yang berupa ikan yang diolah dengan cara diasap. Biasanya ikan asar
berbahan baku ikan laut seperti ikan komo (tongkol), ikan sapuda
(kakap), atau ikan semandar (baronang). Ikan asar dimakan dengan embal,
sambal colo-colo dan sirsir atau lad.Rasa gurih ikan sangat terasa karena masyarakat Kei terbiasa memasak dengan bahan baku ikan yang masih segar. “Di sini ikannya hanya mati sekali,” seloroh mereka tentang kesegaran ikan-ikannya, “Bukan ikan yang mati 4 kali seperti di Jawa!”
4. Sirsir
Sirsir, ikan asar, dan embal bubuk
Sayuran khas Kei ini berupa tumisan daun singkong dan bunga pepaya
yang ditambah santan pukat. Sama seperti Lad, Sirsir dimakan sebagai
lauk embal dan ikan asar. Rasa segar dan sedikit pahit menjadi sensasi
sendiri bagi mereka yang menyantap menu tradisional ini. Keunikan rasa
makanani ini membuat masyarakat Kei sampai mempunyai lagu tentang sirsir5. Kue Langar
Penganan khas Kei ini terbuat dari singkong yang disangrai setengah matang dan ketika masih hangat disiram dengan santan kemudian digumpal-gumpal dibentuk seperti anyaman kemudian digoreng dengan minyak panas.
Langar sudah dibuat juga dalam bentuk stik dengan berbagai varian rasa seperti keju, cokelat, pandan dan rasa lainnya dan bisa dijadikan oleh-oleh khas Kei.
Sumber : triprus.com
Maluku, Menulis lebih banyak tentang Maluku maka pengunjung yang datang ke Maluku bisa lebih banyak lagi, ayo visit Maluku
BalasHapusKalau bisa. Di ramu dalam bentuk Cerpen. Mempromosikan ke-khasan Kota Tual (kei) bisa juga lewat literatur. Contoh : Pulau Belitung yg lewat novel "Laskar pelangi" bisa menarik ke pulau Belitung. Yg sekarang insdusin parawisatanya naik hampir 75% dari sebelumnya.
BalasHapusHalo, saya ingin mengangkat kota tual khusunya desa Dullah, dengan begitu saya boleh minta informasi mengenai kebudayaan daerah setempat ?
Hapus